Sabtu, 19 Desember 2015

KEKUATAN BAHAN TEKNIK





logo-unila-resmi.jpg

Dyah Isworo
1314071017

TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015





BAB I. PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang
Ilmu yang mempelajari tentang kekuatan suatu konstruksi, baik mesin maupun maupun gedung dan bangunan. Suatu konstruksi dapat dikategorikan bagus dan dapat dipertanggung jawabkan (accountable) apabila telah dihitung berdasarkan ilmu kekuatan bahan secara benar disebut dengan kekuatan bahan teknik. Ilmu ini dipelajari tentang banyak hal misalnya : jenis pembebanan yang diberikan, gaya-gaya yang bekerja didalamnya, tegangan-tegangan yang terjadi, jenis bahan dan kasus pembebanan yang diberikan sampai menentukan tegangan yang diizinkan sehingga seorang Engineer dapat menentukan jenis bahan, dimensi dan mengontrol kekuatan suatu konstruksi mekanik sesuai dengan fungsi dari ilmu kekuatan bahan itu sendiri. 
Secara garis besar fungsi dari ilmu kekuatan bahan yakni : 
1. Menentukan dimensi yang proporsional (Apabila beban dan bahan diketahui atau ditentukan).
2. Menentukan beban maksimum (Apabila dimensi dan bahan diketahui atau ditentukan).
3. Menentukan bahan yang sesuai atau cocok (Apabila beban dan dimensi diketahui).
4. Mengontrol kekuatan bahan (Apabila beban, dimensi dan bahan diketahui) dengan melakukan comparisson study antara tegangan yang terjadi dengan tegangan yang diizinkan
(Askeland, 1985).

1.2  Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari kekuatan bahan teknik serta, mengetahui pengertian tegangan dan regangan, serta poisson ratio dan tabelnya.



BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A.    Klasifikasi Material Teknik:
Secara garis besar material teknik dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Material logam
2. Material non logam

Berdasarkan pada komposisi kimia, logam dan paduannya dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu:
1. Logam besi / ferrous
2. Logam non besi / non ferrous

Logam-logam besi merupakan logam dan paduan yang mengandung besi (Fe) sebagai unsur utamanya. Logam-logam non besi merupakan meterial yang mengandung sedikit atau sama sekali tanpa besi. Dalam dunia teknik mesin, logam (terutama logam besi / baja) merupakan material yang paling banyak dipakai, tetapi material-material lain juga tidak dapat diabaikan. Material non logam sering digunakan karena meterial tersebut mempunyai sifat yang khas yang tidak dimiliki oleh material logam.
Material non logam dapat dibedakan menjadi beberapa golongan, yaitu:
1. Keramik
2. Plastik (polimer)
3. Komposit


Material keramik merupakan material yang terbentuk dari hasil senyawa (compound) antara satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge) dengan satu atau lebih unsur-unsur non logam. material jenis keramik semakin banyak digunakan, mulai berbagai abrasive, pahat potong, batu tahan api, kaca, dan lain-lain, bahkan teknologi roket dan penerbangan luar angkasa sangat memerlukan keramik.

Plastik (polimer) adalah material hasil rekayasa manusia, merupakan rantai molekul yang sangat panjang dan banyak molekul MER yang saling mengikat. Pemakaian plastik juga sangat luas, mulai peralatan rumah tangga, interior mobil, kabinet radio/televisi, sampai konstruksi mesin.
Komposit merupakan material hasil kombinasi dari dua material atau lebih, yang sifatnya sangat berbeda dengan sifat masing-masing material asalnya. Komposit selain dibuat dari hasil rekayasa manusia, juga dapat terjadi secara alamiah, misalnya kayu, yang terdiri dari serat selulose yang berada dalam matriks lignin. Komposit saat ini banyak dipakai dalam konstruksi pesawat terbang, karena mempunyai sifat ringan, kuat dan non magnetik.
Sifat mekanik adalah sifat yang menyatakan kemampuan suatu material / komponen untuk menerima beban, gaya dan energi tanpa menimbulkan kerusakan pada material/komponen tersebut.
Beberapa sifat mekanik yang penting antara lain:


1. Kekuatan (strength) merupakan kemampuan suatu material untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan material menjadi patah. Berdasarkan pada jenis beban yang bekerja, kekuatan dibagi dalam beberapa macam yaitu kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan torsi, dan kekuatan lengkung.
2. Kekakuan (stiffness) adalah kemampuan suatu material untuk menerima tegangan/beban tanpa mengakibatkan terjadinya deformasi atau difleksi.
3. Kekenyalan (elasticity) didefinisikan sebagai kemampuan meterial untuk menerima tegangan tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan, atau dengan kata lain kemampuan material untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah mengalami deformasi (perubahan bentuk).
4. Plastisitas (plasticity) adalah kemampuan material untuk mengalami deformasi plastik (perubahan bentuk secara permanen) tanpa mengalami kerusakan. Material yang mempunyai plastisitas tinggi dikatakan sebagai material yang ulet (ductile), sedangkan material yang mempunyai plastisitas rendah dikatakan sebagai material yang getas (brittle).
5. Keuletan (ductility) adalah sutu sifat material yang digambarkan seprti kabel dengan aplikasi kekuatan tarik. Material ductile ini harus kuat dan lentur. Keuletan biasanya diukur dengan suatu periode tertentu, persentase keregangan. Sifat ini biasanya digunakan dalam bidan perteknikan, dan bahan yang memiliki sifat ini antara lain besi lunak, tembaga, aluminium, nikel, dll.
6. Ketangguhan (toughness) merupakan kemampuan material untuk menyerap sejumlah energi tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan.
7. Kegetasan (brittleness) adalah suatu sifat bahan yang mempunyai sifat berlawanan dengan keuletan. Kerapuhan ini merupakan suatu sifat pecah dari suatu material dengan sedikit pergeseran permanent. Material yang rapuh ini juga menjadi sasaran pada beban regang, tanpa memberi keregangan yang terlalu besar. Contoh bahan yang memiliki sifat kerapuhan ini yaitu besi cor.
8. Kelelahan (fatigue) merupakan kecenderungan dari logam untuk menjadi patah bila menerima beban bolak-balik (dynamic load) yang besarnya masih jauh di bawah batas kekakuan elastiknya.
9. Melar (creep) merupakan kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik bila pembebanan yang besarnya relatif tetap dilakukan dalam waktu yang lama pada suhu yang tinggi.
10. Kekerasan (hardness) merupakan ketahanan material terhadap penekanan atau indentasi / penetrasi. Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan aus (wear resistance) yaitu ketahanan material terhadap penggoresan atau pengikisan (Dieter, 1993).

















BAB III. PEMBAHASAN

Kekuatan bahan mempelajari tentang banyak hal misalnya : jenis pembebanan yang diberikan, gaya-gaya yang bekerja didalamnya, tegangan-tegangan yang terjadi, jenis bahan dan kasus pembebanan yang diberikan sampai menentukan tegangan yang diizinkan sehingga seorang Engineer dapat menentukan jenis bahan, dimensi dan mengontrol kekuatan suatu konstruksi mekanik sesuai dengan fungsi dari ilmu kekuatan bahan itu sendiri. Kekuatan bahan merupakan ilmu yang mempelajari tentang kekuatan suatu konstruksi, baik mesin maupun maupun gedung dan bangunan. Suatu konstruksi dapat dikategorikan bagus dan dapat dipertanggung jawabkan (accountable) apabila telah dihitung berdasarkan ilmu kekuatan bahan secara benar.


  1. Tegangan (Stress)
Tegangan adalah “ Perbandingan antara gaya tarik yang bekerja terhadap luas penampang benda” . Tegangan dinotasikan dengan (sigma), satunnya Nm-2.
Stress:  σ = F/A           F: gaya tarikan, A: luas penampang

2       Regangan (Strain)
Regangan adalah “Perbandingan antara pertambahan panjang L terhadap panjang mula-mula(Lo)”
Strain:  ε  = ΔL/L        ΔL: pertambahan panjang, L: panjang awal

Regangan dinotasikan dengan e dan tidak mempunyai satuan.

Hubungan antara stress dan strain dirumuskan:
E = σ / ε
Poisson’s Ratio adalah sebuah konstanta elastik yang merepresentasikan sifat fisis batuan.

Pengertian fisis Poisson’s Ratio dapat dijelaskan dengan contoh
sebagai berikut: Bayangkan sebuah sampel batuan yang berbentuk selinder dengan panjang L dan jari-jari R. Sampel tersebut ditekan dengan gaya berkekuatan F. Karena tekanan tersebut maka panjang sample akan memendek dan jari-jarinya akan melebar. Jika perubahan panjangnya adalah dL dan perubahan jari-jarinya adalah dR, maka besaran Poisson’s Ratio adalah dR/dL.

Poisson’s Ratio dapat dituliskan sebagai fungsi dari kecepatan gelombang kompresi dan geser:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnTqYeaySm8thmrXtNawQpY5hyvSFccTG7Q46g6uDXKKOCnV8-gw6sGUVsCzH79lHY_aSRhAkQjoifkM9Rnp2kHwfUWRQgk4bi4a18QBpVEKh1mS3uZbcF6YX6NrP-yz0FUhCEjohPsTdN/s320/poisson1.jpg
Berdasarkan hasil uji laboratorium, setiap batuan memiliki nilai Poisson’s Ratio yang spesifik, misalnya: Sedimen laut dangkal (Hamilton, 1976) memiliki kisaran Poisson’s Ration antara 0.45-0.50; Batupasir tersaturasi air garam (Domenico, 1976): 0.41; Batupasir tersaturasi gas (Domenico, 1976): 0.10

Dari hasill uji lab Domenico (1976) kita melihat bahwa batupasir yang tersaturasi gas memiliki Poisson’s Ratio 25% lebih rendah dibandingkan batupasir yang tersaturasi air garam.
Adanya kontras Poisson’s Ratio yang tajam pada lapisan batuan akibat kehadiran gas, seringkali sifat fisis ini digunakan untuk mendeterminasi zona akumulasi gas (Backofen, 1972).

Gambar dibawah ini menunjukkan hubungan antara besaran Poisson’s Ratio sebagai fungsi dari prosentase kehadiran gas dalam batuan bersamaan dengan sifat kecepatan gelombang.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0hQgf1fg4A7PlyxFpyPUz_IoS51-0VDQu-wpO9RSQUhwNWcBKYRU7ORhehKvlK57cPozKFt37rPk6TJr9r4QhBjOH4RjUzgRLcwLCtzDEFiXofwMeAC5cbf6peSTm4vGIUGU59N8h0mV5/s320/poisson2.jpg




Material
Poisson's Ratio
- μ -
Upper limit
0.5
Aluminum
0.334
Aluminum, 6061-T6
0.35
Aluminum, 2024-T4
0.32
Beryllium Copper
0.285
Brass, 70-30
0.331
Brass, cast
0.357
Bronze
0.34
Concrete
0.1 - 0.2
Copper
0.355
Cork
0
Glass, Soda
0.22
Glass, Float
0.2 - 0.27
Granite
0.2 - 0.3
Ice
0.33
Inconel
0.27 - 0.38
Iron, Cast - gray
0.211
Iron, Cast
0.22 - 0.30
Iron, Ductile
0.26 - 0.31
Iron, Malleable
0.271
Lead
0.431
Limestone
0.2 - 0.3
Magnesium
0.35
Magnesium Alloy
0.281
Marble
0.2 - 0.3
Molybdenum
0.307
Monel metal
0.315
Nickel Silver
0.322
Nickel Steel
0.291
Polystyrene
0.34
Phosphor Bronze
0.359
Rubber
0.48 - ~0.5
Stainless Steel 18-8
0.305
Steel, cast
0.265
Steel, Cold-rolled
0.287
Steel, high carbon
0.295
Steel, mild
0.303
Titanium (99.0 Ti)
0.32
Wrought iron
0.278
Z-nickel
0.36
Zinc
0.331










BAB IV. PENUTUP


4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut
1.      Suatu konstruksi dapat dikategorikan bagus dan dapat dipertanggung jawabkan (accountable) apabila telah dihitung berdasarkan ilmu kekuatan bahan secara benar.
2.      Tegangan adalah Perbandingan antara gaya tarik yang bekerja terhadap luas penampang benda sedangkan Regangan adalah Perbandingan antara pertambahan panjang L terhadap panjang mula-mula(Lo).
3.      Poisson’s Ratio adalah sebuah konstanta elastik yang merepresentasikan sifat fisis batuan.
4.      Berdasarkan hasil uji laboratorium, setiap batuan memiliki nilai Poisson’s Ratio yang spesifik, misalnya: Sedimen laut dangkal (Hamilton, 1976) memiliki kisaran Poisson’s Ration antara 0.45-0.50; Batupasir tersaturasi air garam (Domenico, 1976): 0.41; Batupasir tersaturasi gas (Domenico, 1976): 0.10.










DAFTAR PUSTAKA


1.      Askeland., D. R., 1985, “The Science and Engineering of Material”, Alternate Edition, PWS Engineering, Boston, USA
2.      Dieter, E. George, 1993, “Metalurgi Mekanik”, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
3.      Backofen, W. A., 1972, “Deformation Processing”, Addison-Willey Publishing Company, Massachusett

My Storyyyy.......

Seneng ya jadi kamu, ada yang perhatiin kamu, ada yang sayang kamu. Sedih kalo aku liat kamu bahagia. gak tau kenapa, aku gak pernah bisa kaya kamu. Punya banyak teman yang sayang kamu. Tapi inilah aku, aku punya 2 orang yang sayang sama aku keluarga dan mamas. Aku sayang mereka, mereka yang selalu mengerti keadaan saya yang tau kalo saya butuh teman cerita.  Cuma Tuhan, keluarga, mamas yang tau keadaan aku. Aku cuma bisa terlihat senang didepan orang tapi siapa yang tau kalo sebenernya aku juga merasa ketakutan yang mendalam saat ada masalah dalam hidup aku.

Aku bakal sayang mereka yang tulus ada didekat aku
aku bakal inget semua kebaikan mereka kelak.
Tuhan yang paling bisa membalas semua kebaikan mereka

Bukan bermaksud menjadi orang baik...
tapi inilah aku, mereka gak tau rasanya jadi aku..
bener kata mamas, jalanin aja buat apa mikirin kata orang.
Tuhan punya rencana lain untuk semuanya, ntah aku akan terjatuh atau aku bakal bangkit.
saat aku jatuh aku punya mereka

iya mas, mamas bener....
semua harus dijalanin tanpa dipersulit, tunjukin kalo kamu bisa tampil didunia yang berbeda kelak
Semangat dyah....

SABAR BERDOA MENUNGGU YAKIN IKHLAS

Kamis, 17 Desember 2015

PENGENALAN ALAT PENGOLAHAN TANAH PRIMER (BAJAK SINGKAL)



PENGENALAN ALAT PENGOLAHAN TANAH PRIMER (BAJAK SINGKAL)
(Laporan Alat dan Mesin Pertanian)







DYAH ISWORO
1314071017



LABORATORIUM DAYA ALAT dan MESIN PERTANIAN
TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
201
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai seorang petani. Banyaknya pulau dan daratan membuat bidang pertanian berkembang dengan pesat. Iklim dan cuaca yang baik juga menjadi faktor pendorong kemajuan sektor ini. Untuk meningkatkan hasil pertanian, menggunakan alat dan mesin pertanian merupakan solusi terbaik. Memasuki era teknologi tinggi penggunaan alat-alat pertanian dengan mesin-mesin modern membantu percepatan proses pengolahan produksi pertanian. Traktor roda empat merupakan mesin yang berfungsi untuk penghela atau pcnarik peralatan. Untuk dapat digunakan sebagai mesin pengolahan tanah, maka harus dilengkapi dengan perlengkapan pengolah tanah, seperti bajak singkal. Pengolahan tanah adalah penyiapan tanah untuk penanaman dan peoses mempertahankannya dalam keadaan remah dan bebas dari gangguan gulma selama pertumbuhan tanaman budidaya.

B.     Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui fungsi, jenis, alat pengolahan tanah pada olah tanah primer yaitu bajak singkal.



TINJAUAN PUSTAKA

Bajak singkal termasuk bajak yang paling tua. Di Indonesia bajak singkal inilah yang paling sering digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan tanah, dengan tenaga ternak hela sapi atau kerbau sebagai sumber daya penariknya. Secara umum bajak singkal dibedakan atas 2 jenis, yaitu bajak singkal satu arah (one-way moldboard plow) dan bajak singkal dua arah (two-way moldboard plow).
Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal yang memotong dan membalik tanah disebut bottom. Suatu bajak dapat terdiri dari satu bottom atau lebih.Bottom ini dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu : 1) singkal (moldboard), 2) pisau (share), dan 3) penahan samping (landside). Ketiga bagian utama tersebut diikat pada bagian yang disebut pernyatu (frog). Unit ini dihubungkan dengan rangka (frame) melalui batang penarik (beam).
Fungsi dari pisau bajak adalah untuk memotong tanah secara horisontal.Biasanya alat ini terbuat dari logam yang berbentuk tajam. Singkal berfungsi untuk menghancurkan dan membalik tanah, karena bentuknya yang melengkung maka pada waktu bajak bergerak maju, tanah yang terpotong akan terangkat ke atas dan kemudian dibalik dan dilemparkan sesuai dengan arah pembalikan bajak. Landside berfungsi untuk mempertahankan gerak maju bajak agar tetap lurus, dengan cara menahan atau mengimbangi gaya kesamping yang diterima bajak singkal pada waktu bajak tersebut digunakan untuk memotong dan membalik tanah.
Furrow wheel berfungsi untuk menjaga kestabilan pembajakan. Land wheel berfungsi untuk mengatur kedalaman sehingga kedalamannya konstan. Kolter berfungsi untuk memotong seresah dan memotong tanah ke arah vertikal sehingga pembalikan tanah menjadi lebih ringan dan biasanya dipasang di depan bajak serta berada sedikit di atas mata bajak. Jointer berfungsi untuk memungkinkan penutupan seresah lebih sempurna dalam pembajakan, terpasang di atas pisau bajak dengan kedalaman kerja + 5 cm. Pada kerangka terdapat titik penggandengan yang nantinya akan dirangkaikan dengan sumber daya penariknya.
Penggunaan bajak singkal ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain : pembalikan tanah lebih seragam pada tiap petak tanah yang diolah, lebih praktis untuk pengolahan tanah sistem kontur, tidak menimbulkan alur mati (dead furrow) atau alur punggung (back furrow) sehingga pembajakan lebih rata. Bajak singkal dapat dipergunakan untuk mengait dan mencacah gulma, serta pembajakan di bawah vegetasi hijau yang tinggi.Bajak ini bekerja dengan ditarik oleh penggandeng misalnya traktor (Mulyoto, 1996).
Berdasarkan arah lemparan lempengan tanah, bajak singkal dibedakan menjadi dua tipe, yakni :
Bajak singkal satu arah adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu mengerjakan pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah hanya dalam satu arah. Lemparan atau pembalikan tanahnya biasanya dilakukan ke arah kanan.
Bajak singkal dua arah adalah  jenis bajak singkal dimana pada waktu mengerjakan pengolahan tanah, arah pelemparan  atau pembalikan tanahnya dapat diatur dua arah yaitu ke kiri maupun ke arah kanan. Jenis bajak ini mempunyai mata bajak yang kedudukannya dirancang untuk dapat diputar ke kanan ataupun ke kiri  dengan cepat, sesuai dengan arah pelemparan ataupun pembalikan tanah yang dikehendaki. Penggunaan bajak singkal dua arah mempunyai beberapa kelebihan akan menghasilkan pembalikan tanah yang seragam untuk seluruh petak tanah yang diolah, praktis untuk pengolahan tanah sistem kontur dari hasil kerjanya tidak akan  berbentuk alur mati (dead-furrow) ataupun alur punggung (back-furrow), sehingga pembajakan dapat teratur dan rata. Namun kelemahannya adalah konstruksinya lebih berat dan lebih rumit, untuk ukuran bajak yang besar perlu dilengkapi sistem hidrolis untuk pemutaran mata bajaknya, perlu keterampilan yang lebih baik dari pengemudinya (Soedijanto, 1971).
Pengolahan tanah merupakan kegiatan mengelolah tanah menjadi lahan yang baru atau lahan yang siap untuk ditanami, guna memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari manusia. Setiap pengolahan tanah memerlukan perlakuan yang khusus agar tumbuhan atau tanaman yang ditanam bisa menghasilkan hasil tanaman yang memuaskan atau yang sesuai dengan keinginan. Untuk mengelolah tanah atau lahan yang sesuai dengan keinginan maka perlu perlakuan yang khusus pula yaitu diantaranya menggunakan peralatan yang mendukung atas penanaman yang akan kita lakukan, berbeda tanaman yang akan ditanam maka perlakuan pengolahan tanah atau lahan pun sedikit berbeda (Dahono, 1997).














METODELOGI


  1. Waktu dan tempat praktikum
Hari dan tanggal                     : Senin, 9 Maret 2015
Waktu                                     : Pukul 13.00-15.00 WIB
Tempat                                    : Laboratorium Daya Alat dan Mesin Pertanian Universitas Lampung

  1. Alat praktikum
Alat yang digunakan untuk praktikum pengenalan alat untuk pengolahan tanah primer adalah bajak singkal, meteran, penggaris, buku, pensil.

  1. Diagram alir






 

Menyiapkan  alat praktikum seperti bajak singkal, meteran, penggaris, dan lain-lain.






Mengukur ukuran bajak yang pertama untuk persiapan pembuatan garasi dan pengukuran untuk pembajakan.
 
 




                  



HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A.    Hasil Pengamatan


Ukuran bajak singkal yang telah diukur adalah
Untuk pembuatan garasi :
Panjang       : 175 cm
Lebar          : 95 cm
Tinggi         : 110 cm
Untuk pembajakan lebarnya : 50 cm.

B.     Pembahasan

Pengolahan tanah meliputi pekerjaan penyiapan/pengolahan lahan sehingga siap ditanami. Pengolahan tanah secara umum dapat dibedakan menjadi pengolahan tanah primer (pengolahan tanah pertama) dan pengolahan tanah sekunder (pengolahan tanah kedua), meskipun pada kenyataannya pembedaan tersebut kurang tegas (bisa saling tumpang tindih). Perbedaan antara pengolahan tanah primer dan pengolahan tanah sekunder biasanya didasarkan pada kedalaman pengolahan serta hasil olahannya. Pengolahan tanah pertama biasanya mempunyai kedalaman olah yang lebih dalam (>15 cm ) dengan bongkah tanah hasil pengolahan lebih besar, sedangkan pengolahan tanah kedua mengolah tanah lebih dangkal (< 15 cm) serta hasil olahannya sudah halus dengan permukaan tanah yang relatif rata (siap untuk ditanami) (Soeprodjo, 1974).
Peralatan yang digunakan oleh petani pada pengolahan tanah primer adalah untuk memotong, memecah dan membalik tanah sampai kedelaman dari 15 sampai 91 cm.



Alat-alat tersebut yaitu :
Bajak Singkal (Mold Board Plow)
Bajak Singkal dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal yang berfungsi memotong dan membalik tanah disebut botton, yang dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu : singkal (molg board), pisau (share) dan penahan samping (landside). Ketiga bagian utama tersebut dipadukan pada bagian yang disebut frog. Unit ini dihubungkan dengan rangka (frame) melalui batang penarik (beam).

Bajak terpasang terpadu benar-benar merupakan kelengkapan traktor, sebab bergantung pada traktor untuk pengangkatan dayanya dan bergantung pada daya mesin traktor untuk pengoperasian umumnya. Berat bajak keseluruhannya didukung oleh traktor pada waktu diangkat. Kedalaman pembajakan dalam beberapa hal dikendalikan secara hidraulik, pada contoh yang lain dengan tuas dan roda pengaman. Jumlah telapak singkal berkisar dari satu sampai lima, bergantung pada ukuran traktor. Traktor terkecil 8 sampai 10 daya kuda batang –tarik dapat dilengkapi dengan satu telapak singkal dengan ukuran 12 inchi (30,5 cm). Traktor ukuran sedang membawa 2 singkal sedang traktor ukuran besar dapat membawa sampai lima telapak singkal.

Perancangan suatu bajak yang dapat bekerja dengan memuaskan pada semua kondisi tanah, merupakan suatu masalah yang tidak pernah terpecahkan secara tuntas, padahal telah lebih banyak upaya yang dilakukan terhadap penyempurnaan bajak dari pada peralatan pertanian lainnya. Kualitas persemaian yang dapat disisiapkan bergantung pada penampilan bajak ini, yang pada gilirannya mempengarhu perkecambahan benih, pertumbuhan tanaman, serta hasil panen yang akan didapat kemudian. Oleh karena itu pengusaha perkebunan harus berusaha melakukan pembajakan yang baik. Pembajakan yang baik terdiri atas pembalikan dan pemerataan tanah, pembuatan paliran yang bersih bulat seragam.
Butir-butir utama harus diperhatikan adalah
         Puncak paliran (furrow) sedikit bergerigi
         Tanah harus digemburkan dengan sempurna dari puncak sampai dasar paliran
         Masing-masing paliran harus lurus dari ujung ke ujung lahan yang rata.
         Setiap paliran balik sedikit lebih tinggi dan segala macam seresah tertimbun dengan sempurna
         Garis besar paliran harus pada satu titik tanpa patahan dan cekungan
         Semua seresah harus terbenam empurna di sudut kanan paliran yang lebih rendah
         Paliran haris sepenuhnya seragam
         Kedalaman semua paliran harus sama, yang berlanjut dengan kedalaman yang seragam
         Alur buntu harus bebas dari semua seresah
         Jalur yang tak terpecah tidak boleh dibiarkan di antara paliran dalam pembajakan menurut kontur (garis tinggi).
Bajak singkal gandengan dibangun dalam ukuran-ukuran yang berkisar dari satu sampai lima telapak singkal. Telapak singkal itu berukuran dari 12 sampai 18 inci ( 30,5 sampai 45,7 cm) namun ukuran yang paling biasa adalah 14 inci (35,6 cm). Bajak singkal bertelapak 2,3,4,5 dan 6 dapat diperoleh dengan pengangkatan hidraulik.
Bajak singkal secara umum dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
  1. Bajak singkal satu arah (one way moldboard plow), adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu mengerjakan pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah hanya dalam satu arah.
  2. Bajak singkal dua arah ( two way / reversible moldboard plow), adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu mengerjakan pengolahan tanah, arah pelemparan atau pembalikan tanahnya dapat diatur dua arah yaitu ke kiri maupun ke arah kanan. Jenis bajak ini mempunyai mata bajak yang kedudukannya dirancang untuk dapat diputar ke kanan ataupun ke kiri dengan cepat, sesuai dengan arah pelemparan ataupun pembalikan tanah yang dikehendaki.
Dari kedua jenis bajak singkal tersebut, yang akan dibahas adalah bajak singkal satu arah. Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah.
Berikut ini bagian- bagian bajak singkal beserta fungsinya:
·         Pisau bajak (share): untuk memotong tanah secara horisontal. Biasanya alat ini terbuat dari logam yang berbentuk tajam. Singkal berfungsi untuk menghancurkan dan membalik tanah, karena bentuknya yang melengkung maka pada waktu bajak bergerak maju, tanah yang terpotong akan terangkat ke atas dan kemudian dibalik dan dilemparkan sesuai dengan arah pembalikan bajak.
·         Penahan samping (landside): berfungsi untuk mempertahankan gerak maju bajak agar tetap lurus, dengan cara menahan atau mengimbangi gaya kesamping yang diterima bajak singkal pada waktu bajak tersebut digunakan untuk memotong dan membalik tanah.
·         Penyatu (frog): menyatukan tiga bagian utama yaitu moldboar, share, dan landside.
·         Batang penarik (beam): batang yang dihubungkan dengan penarik bajak singkal.
·         Rangka (frame): rangka dari bajak singkal.
·         Land wheel: berfungsi untuk mengatur kedalaman sehingga kedalamannya konstan.
·         Mata bajak (point of share): memotong tanah dan mengarahkan lempengan tanah hasil pemotongan ke bagian moldboar
·         Daun singkal (mold board): Daun singkal adalah bagian yang menerima lempengan tanah dan membalik serta memecahkan lempengan tanah tersebut.
·         Wing of share: ujung dari pisau bajak singkal.
Untuk mengukur luas kerja dari bajak singkal ini kami menggunakan alat bernama meteran, yaitu pengukur yang dapat digulung. Cara mengukurnya adalah dengan menghitung panjang dari point of share sampai wing of share. Dimensi dari bajak singkal diukur dari ujung paling depan hingga ujung paling belakang, lalu ujung paling kiri hingga paling kanan, dan ujung paling atas hingga paling bawah

PENUTUP


A.    Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan diatas adalah
  1. Perbedaan antara pengolahan tanah primer dan pengolahan tanah sekunder biasanya didasarkan pada kedalaman pengolahan serta hasil olahannya. Pengolahan tanah pertama biasanya mempunyai kedalaman olah yang lebih dalam (>15 cm ) dengan bongkah tanah hasil pengolahan lebih besar.
  2. Pengolahan tanah kedua mengolah tanah lebih dangkal (< 15 cm) serta hasil olahannya sudah halus dengan permukaan tanah yang relatif rata.
  3. Bajak terpasang terpadu benar-benar merupakan kelengkapan traktor, sebab bergantung pada traktor untuk pengangkatan dayanya dan bergantung pada daya mesin traktor untuk pengoperasian umumnya.
  4. Berat bajak keseluruhannya didukung oleh traktor pada waktu diangkat. Kedalaman pembajakan dalam beberapa hal dikendalikan secara hidraulik, pada contoh yang lain dengan tuas dan roda pengaman.
  5. Cara mengukurnya adalah dengan menghitung panjang dari point of share sampai wing of share. Dimensi dari bajak singkal diukur dari ujung paling depan hingga ujung paling belakang, lalu ujung paling kiri hingga paling kanan, dan ujung paling atas hingga paling bawah.



DAFTAR PUSTAKA


Dahono dkk.1997.Pengolahan Tanah Dengan Traktor Tangan.Bagian Proyek Pendidikan Kejuruan Teknik IV:Jakarta.
Mulyoto H,dkk. 1996. Mesin-Mesin Pertanian. Bumi Aksara : Jakarta.
Soedijanto.1971.Laporan tentang kegiatan Dinas Alat-alat dan Mesin-mesin Pertanian.Direktorat Teknik Pertanian : Jakarta.
Soeprodjo,P.1974.Cara-Cara Menentukan Ukuran Utama Traktor Untuk Pengolahan Tanah. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada : Yogyakarta.