Selasa, 17 Mei 2016

BRIKET

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1  Kulit Durian
Buah durian yang berasal dari pohon durian (Durio zibethinus Murr) banyak tumbuh di hutan maupun di kebun milik penduduk. Ciri buahnya, bentuknya besar bulat/oval dengan aroma rasa, baunya khas dan menjadi buah primadona yang banyak  disukai masyarakat Indonesia, tak terkecuali masyarakat Lampung dan sekitarnya. Kulit buah yang keras dan tebal yang mencapai hampir seperempat bagian dari buahnya tersebut merupakan bagian yang dibuang begitu saja sampai akhirnya menjadi busuk.. Durian terdiri dari tiga bagian yaitu daging buah sekitar 20-35 %, biji 5-15% dan kulit yang mencapai 60-75% dari total berat buah durian. Kulit durian merupakan bagian terbesar dari buah durian yang selama ini hanya dibuang dan sampai saat ini belum banyak teknologi untuk memanfaatkan limbah kulit durian. Kulit durian secara proporsional mengandung unsur Selulose (50-60%), Lignin (5%), Pati (5%), dan Unsur organik lain (30-40%). Kulit durian memiliki nilai kalori sebanyak 3786.95 kal/gr dengan kadar abu rendah sekitar 4%. Kulit durian dapat digunakan sebagai energi alternatif yang berupa briket. (Poonkasem, 1999).
2.2  BriketBriket merupakan bahan bakar yang diubah bentuk, ukuran, kerapatan, dan tekanannya, sehingga menjadi produk yang lebih praktis penggunanya. Sehingga cocok digunakan untuk industri makanan, ataupun industri-industri lain baik berskala rumah tangga maupun besar. Briket mampu meggantikan sebagian dari kegunaan bahan bakar minyak maupun gas dalam hal pengeringan, pembakaran dan pemanasan. Saat ini dipasaran telah tersedia berbagai jenis briket misalnya briket batubara, briket arang dan sebagainya. Pembuatan briket arang dari limbah indutri pengolahan kayu dilakukan dengan cara penambahan perekat tapioka, dimana bahan baku diarangkan terlebih dahulu kemudian dihaluskan, dicampur perekat dan dicetak (kempa dingin) dengan sistem hidraulik manual selanjutnya dikeringkan (Pari, 2012).
2.3  Manfaat Dan Standar Briket Buatan Indonesia
Menurut Yudanto dan Kartika (2009) briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan kayu biasa (konvensional), antara lain: (1) Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5.000 kalori. (2) Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau, sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota dengan ventilasi perumahannya yang kurang mencukupi, sangat praktis menggunakan briket bioarang. (3) Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan bahan kimia lain kecuali yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri (Sulistyanto, 2007)
Adapun sifat fisik dan kimia briket buatan beberapa negara menurut Rusito (2011) dalam Sari dan Rita (2012) dapat dilihat pada Tabel 1.Tabel1. Standar Briket Buatan di Indonesia
Sifat
SNI briket buatan
Kadar air (%)
7,57-10
Kadar abu (%)
10
Kerapatan (gr/cm3)
0,59
Nilai Kalor (kal/gr)
5600
Kuat tekan (kg/cm2)
50
 2.4  Pembuatan BriketPembuatan briket tidaklah terlalu sulit hanya saja membutuhkan sedikit pengalaman dalam memberikan takaran antara bubuk arang dan perekat. Pembuatan briket kulit durian ini dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap pertama adalah pembuatan arang kulit durian dengan cara pemanggangan, atau dibakar secara langsung sampai menjadi arang (bukan menjadi abu). Tahap selanjutnya adalah penggilingan dan pengayakan. Penggilingan dilakukan sebagai upaya untuk memperkecil ukuran arang kulit durian tersebut, dan pengayakan dilakukan sebagai upaya untuk menyeragamkan ukuran dari serbuk kulit durian tersebut. Selanjutnya dilakukan pencampuran serbuk arang dengan perekat tepung kanji. Tepung kanji memiliki sifat yaitu lengket bila dilarutkan dengan air panas, sifat inilah yang digunakan dalam pembuatan briket yaitu sebagai perekat serbuk-serbuk arang briket. Kanji umum digunakan sebagai bahan perekat karena banyak terdapat dipasaran dan harganya relatif murah. Perekat ini dalam penggunaannya menimbulkan asap yang relatif sedikit dibandingkan dengan bahan lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa briket arang dengan tepung kanji sebagai bahan perekat akan sedikit menurunkan nilai kalornya bila dibandingkan dengan nilai kalor kayu dalam bentuk aslinya (Capah, 2007).Menurut Triono (2006) kadar perekat dalam briket arang tidak boleh terlalu tinggi karena dapat mengakibatkan penurunan mutu briket arang yang sering menimbulkan banyak asap. Tahapan berikutnya pada pembuatan briket adalah pencetakan. Pencetakan dapat dilakukan dengan cara manual maupun dengan mesin. Pada saat pencetakan adonan briket ditekan agar briket memadat. Tahapan terakhir adalah pengeringan yang dilakukan menggunakan oven dengan suhu 60o selama 24 jam atau menjemur dibawah matahari langsung selama 2-3 hari.

1 komentar:

  1. I cannot thank lemeridian funding service enough and letting people know how grateful I am for all the assistance that you and your team staff have provided and I look forward to recommending friends and family should they need financial advice or assistance @ 1,9% Rate for Business Loan .Via Contact : . lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. WhatsApp...+ 19893943740. Keep up the great work.
    Thanks, Busarakham.

    BalasHapus